Sahabat Rasulullah adalah Orang Yang menaati Allah, sekalipun Tidak berhubungan darah, musuh Rasulullah adalah Orang Yang Tidak menaati Allah, sekalipun Keluarga dekatnya (Imam Ali)

Abdullah bin Abbas (wafat 68 H)

1komentar

Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadist sesudah Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits. Dia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah Ummul Fadl Lababah binti harits saudari ummul mukminin Maimunah. Beliau adalah saudara sepupu Rasulullah

Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki dengan Informan Umat Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Beliau lahir pada tahun kesepuluh kenabian atau tiga tahun sebelum hijrah. Dan sejak umur 6 tahun, ia sudah tinggal bersama Rasulullah dan menjadi sahabat kecil kesayangan Rasulullah. 

Beliau dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam, di mana beliau terus mendampingi Rasulullah sehingga beliau mempunyai banyak riwayat hadis sahih dari Rasulullah . Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab, peperangan dan sejarah. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan, sehingga dia tinggal di Taif sampai akhir hayatnya.

Abdullah Ibnu Abbas selalu mengikuti ke manapun Rasulullah pergi. Jika beliau hendak shalat, Abdullah Ibnu Abbas menyiapkan air wudhu. Saat Rasulullah bepergian, Abdullah ibnu Abbas kerap membonceng tunganggan Rasulullah. Abdullah Ibnu Abbas mengamati setiap perilaku nabi tercintanya itu. Semuanya disimpan dalam ingatannya.

Suatu hari, Abdullah Ibnu Abbas ingin mengetahui secara bagaimana cara Rasulullah shalat. Di tengah malam, ia bangun dan menyiapkan air wudhu untuk Rasulullah. Rasulullah menanggapinya dengan perasaan senang. Rasulullah mengelus kepada Abdullah Ibnu Abbas seraya berdoa, “Ya Allah, faqihkanlah ia dalam ilmu agama, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu.”

Saat Rasulullah berdiri hendak shalat, Abdullah Ibnu Abbas pun ikut berdiri dan bermakmum di belakang beliau. Rasulullah menarik tangan Abdullah ibnu Abbas agar ia berdiri di samping beliau. Namun Ibnu Abbas mundur lagi. Usai shalat, Rasulullah bertanya kepada Abdullah Ibnu Abbas, “Mengapa engkau tidak berdiri di sampingku?”

Abdullah Ibnu Abbas menjawab, “Ya, Rasulullah! Engkau sangat tinggi dan mulia, aku tidak pantas berdiri di sampingmu!”

Rasulullah tidak marah, bahkan beliau kembali mendoakan Abdullah Ibnu Abbas.

Rasulullah wafat ketika usia Abdullah Ibnu Abbas baru 13 tahun. Abdullah Ibnu Abbas sangat sedih dan merasa kehilangan. Bukan hanya kehilangan Nabi yang menjadi junjungannya, tapi juga kehilangan guru yang setiap saat selalu mengajarinya.

Abdullah lahir tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mendoakannya “Ya Allah berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)”.Allah mengabulkan doa Nabi-nya dan Ibnu Abbas belakangan terkenal dengan penguasaan ilmunya yang luas dan pengetahuan fikihnya yang mendalam , menjadikannya orang yang dicari untuk di mintai fatwa penting sesudah Abdullah bin Mas’ud, selama kurang lebih tiga puluh tahun. tentang Ibnu Abbas, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah berkata :”Tak pernah aku melihat seseorang yang lebih mengerti dari pada Ibnu Abbas tentang ilmu hadits Nabi Shallallahu alaihi Wassalam serta keputusan-keputusan yang dibuat Abubakar ,Umar , dan Utsman“.

Begitu pula tentang ilmu fikih ,tafsir ,bahasa arab , sya’ir , ilmu hitung dan fara’id. Orang suatu hari menyaksikan ia duduk membicarakan ilmu fiqih, satu hari untuk tafsir, satu hari lain untuk masalah peperangan, satu hari untuk syair dan memperbincangkan bahasa Arab. Sama sekali aku tidak pernah melihat ada orang alim duduk mendengarkan pembicaraan beliau begitu khusu’ nya kecuali kepada beliau. Dan setiap pertanyaan orang kepada beliau, pasti ada jawabannya”.

Menurut An-Nasa’I, sanad hadits Ibnu Abbas paling Shahih adalah yang diriwayatkan oleh az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utba, dari Ibnu abbas. Sedangkan yang paling Dlaif adalah yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir dan Al-Kalabi, dari Abi Shalih. Rangkaian ini disebut silsilah Al-Kadzib (silsilah bohong).

Ibnu Abbas mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji wada’. Ia menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib.

Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H. Ibnu al-Hanafiyah ikut menshalatkanya.

Disalin dari : Biografi Ibnu Abbas dalam Al-Ishabah no.4772
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

17 Desember 2014 pukul 11.45

oea gan..., ketika rasul hidup kan, ibnu abbas itu masih sangat kecil, kenapa ia lebih banyak meriwayatkan hadits di banding dengan sahabat yang lebih senior..

Blog Personal Untuk Mahasiswa

Posting Komentar

 
Support : Biografi Rasulullah | Biografi Sahabat Rasulullah | Kisah
Copyright © 2011. ILMU HADIST - All Rights Reserved
Template Created by ILMU HADIST Published by ILMU HADIST
Proudly powered by Blogger